|
|
|
|
22 May 2007 |
|
Hati-hati di toilet pasar festival!!
Dari milis...
Dear All... Ini cerita nyata yang aku alami sendiri. Bukan forward dari nilis atau teman lain. Tapi aku sendiri yang menyaksikan pengalaman ini.
Suatu hari, Andri, teman saya yang pemain band akan mengambil stand keyboard yang ia tinggal di belakang panggung musik foodcourt pasar festival. Stand itu harus diambil malam itu karena Andri akan ke Medan ngiringin Audy.
Saya diminta dia untuk mengantarnya karena saya pernah kenal sama seorang operator food court sewaktu kantor bikin acara Hari Ibu di sana , Desember lalu. Tanpa banyak bicara kami berangkat ke foodcourt PF. Sayang, Khaer, operator yang kami cari tidak berada di sana. Padahal stand keyboard itu dititip Andri kepadanya. Saya dan Andri tidak mau ambil begitu saja stand keyboard itu karena gak pengen ada masalah. Makanya kami melapor ke Satpam, bahwa kami akan ambil stand keyboard milik Andri itu.
Satpam yang kami temui tak mau ambil resiko sendiri. Diajaklah kami ke Posko satpam mereka yang berada di lantai bawah dekat pelataran parkir. Di sinilah cerita sesungguhnya dimulai.
Ketika Andri teman saya itu sedang mengisi surat pengambilan barang, tiba-tiba ada dua orang pemuda yang digelandang 2 orang Satpam. Saya yang berada di ruangan Posko Satpam itu langsung menduga bahwa kedua orang laki-laki itu, adalah klepto, yang kepergok ngutil di toko atau gerai-gerai yang ada di PF. Tapi saya agak ragu karena penampilan mereka bersih, rapih, dan gagah.
Tahulah...mereka dipukul, ditendang pake sepatu boot, dan ditampar dengan penggaris plastik, sebelum diminta identitasnya.
Saya tanya ke Satpam, dan begini percakapannya. Saya: "Kepergok nyolong ya Mas?" Satpam: "Bukan" Saya:"Loh... trus kenapa" Satpam:"Mereka ada di kamar mandi cowok, WC-nya dikunci dari dalam, lagi gituan" Saya: "Lagi ngapain?" Satpam: "Lagi (maaf) coli bareng"
Saya terperanjat, dan baru teringat kalau PF dan daerah sekitar kolam renang Soemantri Brodjonegoro emang jadi tempat rendezvouz kelompok homoseksual. Dalam hati saya baru maklum. Tapi saya pikir ada yang miss dari percakapan itu.
Saya teruskan percakapan itu Saya: "ooh.., tapi kalo homonya kan gak masalah kan mas?" Satpam: "Kalo itu sih sebodo amat, tapi jangan dilakukan di fasilitas umum di sini. Ntar rusak dong citra nih tempat"
Saya getting quit clearer. Mereka melakukannya di tempat umum. Di sebuah tempat fasilitas publik, di WC umum. Tapi bukankah dia mengatakan WC itu dikunci dari dalam? How do they (para Satpam) know?
Itulah pertanyaan kuncinya. Saya:"Dari mana mas tahu kalu mereka lagi co^* bareng?" Satpam (sambil menawarkan Marlboro Light): "Ya dari kamera yang kita pasang dong. Mana kita tahu kalau bukan dari kamera. Udah sering kok kita bawa mereka (yang kepergok lainnya) kemari"
Gotcha!!!
Kalau toilet laki-laki saja mereka pasangi kamera pengintai. Apa mungkin, mereka tidak memasangnya di toilet perempuan? How do you think??? Jujur saja, aku memilih, "gak mungkin!" Kalian? |
posted by Wawan Hendrawan @ 12:16 |
|
|
|
|
About Me |
Name: Wawan Hendrawan
Home: Bogor, Indonesia
About Me: Me, is me. And you are you...
See my complete profile
|
Previous Post |
|
Friends |
|
Archives |
|
Powered by |
|
|